MATERI
- Pengertian Komunikasi
Istilah
komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicare” yang artinya sama.
Jadi, secara etimologis komunikasi berarti proses untuk memperoleh pengertian
yang sama. Berdasarkan pengertian praktisnya komunikasi adalah suatu proses
pengiriman atau penerimaan informasi antara dua orang atau lebih dengan menggunakan cara yang tepat, sehingga
informasi, berita atau pesan dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak.
Untuk
lebih jelasnya berikut ini disajikan definisi komunikasi menurut para ahlinya.
Murphy:
“Communication is the whole process used in reaching
otherminds.” Artinya,
komunikasi adalah seluruh proses yang diperlukan untuk mencapai pikiran-pikiran
yang dimaksud oleh orang lain.
Harwood:
“Communication
is more technically defined as a process for conduction the memories.”
Artinya, secara teknis komunikasi didefinisikan
sebagai proses untuk membangkitkan perhatian perhatian orang lain yang
bertujuan untuk menjalin kembali ingatan-ingatan.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman atau penyampaian
berita/informasi dari satu pihak(komunikator) kepada pihak lain(komunikan)
dalam usaha untuk mendapatkan saling pengertian. Definisi tersebut memberikan
pengertian yang lebih luas, oleh karena tidak hanya menitik beratkan pada segi
manusia saja, tetapi juga proses, isi berita dan alatnya.
2. Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi pada hakekatnya dibentuk dari lima unsur pokok, yang
merupakan satu kesatuan utuh dan bulat. Apabila salah satu unsur tidak ada maka
proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung. Kelima unsur komunikasi itu
saling berhubungan, saling melengkapi dan saling ketergantungan.
Menurut Redfield, komunikasi terdiri dari lima unsur
yaitu:
a.
Communicator
b.
Messages
c.
Transmits
d.
Communicatee
e.
Respone
Untuk lebih jelasnya kelima unsur komunikasi tersebut dapat
diuraikan seperti berikut ini.
Komunikator
(pengirim berita)
Sebagai pengirim berita atau pesan, komunikator harus berusaha
mengemukakan hal-hal yang terkandung dalam pikirannya secara jelas kepada pihak
yang menerima berita, sehingga komunikan mudah dan cepat untuk memahami dan
menaggapinya. Dalam menyampaikan berita atau pesan, komunikator harus
memperhatikan dengan siapa atau kepada siapa pesan itu disampaikan. Penyampaian
berita atau pesan sudah barang tentu harus disesuaikan dengan tingkat
pengetahuan dan pengalaman pihak penerima berita.
Messages (berita atau pesan)
Isi berita atau pesan
harus jelas, sehingga apa yang dimaksud oleh pengirim berita dapat diterima
oleh pihak penerima berita. Berita atau pesan dapat disampaikan dalam berbagai
bentuk, seperti perintah, permintaan, pendapat, saran atau usul, dapat
disampaikan secara lisan maupun tulisan/gambar/kode dan lain-lain.
Komunikan (penerima berita)
Pihak penerima berita
harus memberikan tanggapan terhadap berita atau pesan yang diterimanya. Sebagai
penerima berita atau pesan tentu saja harus harus menafsirkan berita/pesan yang
diterima seperti yang dimaksud oleh pihak pengirim berita.
Transmits (proses pengiriman berita)
Proses pengiriman berita
menyangkut sarana dan media yang dipakai dalam mengirim berita atau pesan.
Sarana dan media yang diperlukan dan digunakan dalam proses komunikasi
tergantung pada jenis dan sifat berita atau pesan yang akan disampaikan.
Respon (reaksi atau tanggapan)
Reaksi atau tanggapan
yang diberikan oleh pihak penerima berita disebut respon atau umpan balik.
Dengan adanya tanggapan dari pihak penerima berita maka komunikator akan dapat
mengetahui apakah berita yang dikirim tersebut sampai dan dimengerti atau tidak
oleh pihak komunikan. Dengan adanya respon atau feed back dari pihak
komunikan maka akan terjadi proses komunikasi dua arah yang dikenal dengan
sebutan “two ways communication.”
Komunikasi sebagai suatu
proses pengiriman berita atau pesan, meliputi tiga tahap sebagai berikut:
a. Tahap pertama, yaitu diawali dengan
menetapkan informasi, berita, ide, gagasan atau pesan oleh pihak pengirim
berita atau communicator/sender.
b. Tahap kedua, yaitu proses pengiriman
informasi, berita, gagasan, ide atau pesan yang telah disusun (encoding)
dalam bentuk simbul, sandi, isyarat atau kode, melalui saluran atau media
komunikasi, secara lisan atau tertulis, vertical maupun horizontal, formal
maupun informal.
c. Tahap ketiga, yaitu penerimaan informasi,
gagasan, ide, berita atau pesan oleh pihak penerima berita (komunikan). Pihak
komunikan kemudian mengadakan interpretasi (decoding) terhadap
informasi, berita, ide, gagasan atau pesan yang diterimanya. Selanjutnya
komunikan melakukan tindakan atau (response), dan respon tersebut
merupakan umpan balik atau “feed back” dari komunikan kepada
komunikator.
3. Jenis-jenis Media
Komunikasi
Jenis-jenis media komunikasi ada
bermacam-macam, antara lain berupa bahasa, tulisan, isyarat, alat peraga atau
alat elektronik. Media komunikasi merupakan unsur yang sangat penting dalam
proses komunikasi. Dengan menggunakan media komunikasi maka aliran informasi,
berita atau pesan dapat dikirim atau diterima dengan mudah dan cepat.
Berdasarkan cara penggunaannya terdapat tiga jenis media komunikasi, yaitu:
media komunikasi audial, media
komunikasi visual, dan media
komunikasi audio-visual.
Ketiga jenis media komunikasi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Media Komunikasi Audial
Yaitu alat komunikasi yang dapat
ditangkap, didengar dan dipahami oleh alat pendengaran. Misalnya telepon,
intercom, radio serta tape recorder.
Media Komunikasi Visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat
ditangkap, dilihat dan dipahami oleh alat penglihatan. Misalnya surat, surat
kabar, faksimili, majalah, buku, beletin dan sejenisnya.
Media Komunikasi Audio-Visual
Yaitu alat komunikasi yang dapat
ditangkap, dilihat, didengan dan dipahami melalui alat pendengaran dan
penglihatan. Misalnya televisi, film layarlebar, VCD, internet dan sejenisnya.
Berbagai media komunikasi tersebut
berfungsi sebagai alat untuk:
1.
Mengirimkan/menyampaikan informasi
2.
Penerjemah lambing-lambang komunikasi
3.
Mempercepat dan mempersingkat penyampaian informasi
4.
Menghibur (to intertaint), dan mendidik (to
educate)
5.
Mempengaruhi masyarakat (to change the society)
4.
Pengertian Tata Hubungan Komunikasi
Secara umum tata
hubungan komunikasi dapat diartikan sebagi suatu proses, pengaturan, dan
saluran penyampaian warta, informasi, berita, pesan atau keterangan yang
mengandung arti dan kegunaan dalam rangka aktivitas kehidupan manusia sebagai
mahluk social.
Tata hubungan komunikasi
sangat penting dalam rangka menjalin kerjasama dan integrasi social. Pentingnya
tata hubungan komunikasi dalam mewujudkan kerjasama dan integrasi social dapat
dilihat dalam hal-hal berikut ini.
a. Komunikasi dapat menimbulkan rasa
kesetiakawanan, solidaritas dan loyalitas dalam kehidupan sosial.
b. Komunikasi dapat meningkatkan kegairahan
dalam menjalin hubungan kerja sama antar sesama manusia
c. Komunikasi dapat meningkatkan niali-nilai
kebersamaan serta kekeluargaan
d. Dengan komunikasi kita dapat mengetahui
perkembangan sains, teknologi, seni dan budaya masyarakat
e. Dengan komunikasi kita dapat mengetahui
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
f. Dengan komunikasi kita dapat menetahui
kebijakan, ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku di dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan bernegara
g. Dengan komunikasi semua informasi dapat
diakses, diketahui dan dimengerti
h. Komunikasi dapat meningkatkan tanggungjawab
moral dan sosial
i.
Komunikasi
dapat menimbulkan saling pengertian diantara sesama manusia
j.
Komunikasi
merupakan suatu cara untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan
k. Komunikasi merupakan suatu cara untuk
mendorong manusia kearah berpikir positif, logis, dan kreatif
l.
Komunikasi
adalah suatu cara untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia
m. Komunikasi penting bagi suatu organisasi atau
perusahaan sebab merupakan salah satu alat yang utama bagi onggota organisasi
untuk bekerjasama
n. Komunikasi penting bagi proses pengambilan
keputusan yang menyangkut kepentingan umum
o. Komunikasi merupakan media internalisasi,
sosialisasi, akulturasi, enkulturasi, adaptasi, dan proses-proses social
lainnya
Tata hubungan komunikasi terlihat dari hubungan antara individu
dengan individu, hubungan individu dengan kelompok, dan hubungan antara
kelompok dengan kelompok. Timbulnya keterhubungan ini disebsbkan masing-masing orang atau kelompok
saling membutuhkan dan saling ketergantungan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dan mempertahan kan kehidupan dimuka bumi.
5. Jenis-Jenis Komunikasi
Komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,
tergantung dari segi peninjauannya. Ada sepuluh kriteria yang dapat digunakan
untuk mengadakan klasifikasi komunikasi.
Kriteria-kriteria
komunikasi tersebut adalah:
a.
Jenis komunikasi menurut lawan bicara
1)
Komunikasi pribadi
2)
Komunikasi umum
b.
Jenis komunikasi menurut jumlah orang yang
berkomunikasi
1)
Komunikasi perseorangan
2)
Komunikasi kelompok
c.
Jenis komunikasi menurut cara penyampaian
1)
Komunikasi lisan (secara langsung dan tidak langsung)
2)
Komunikasi tertulis (gambar atau foto, surat, naskah)
d.
Jenis komunikasi menurut tujuan
1)
Komunikasi untuk memberi perintah
2) Komunikasi
untuk memberi nasehat atau ucapan selamat
3) Komunikasi
untuk memberi saran atau kritik
4) Komunikasi
untuk berpidato atau ceramah
5)
Komunikasi untuk rapat atau meeting
6) Komunikasi
untuk Perundingan
7)
Komunikasi untuk wawancara
e.
Jenis komunikasi menurut prosesnya
1)
Komunikasi langsung (tanpa perantara atau mediator)
2)
Komunikasi tidak langsung (menggunakan mediator)
f.
Jenis komunikasi menurut perilaku
1)
Komunikasi formal (lisan maupun tertulis)
2)
Komunikasi informal (lisan maupun tertulis
3)
Komunikasi non formal (lisan maupun tertulis)
g.
Jenis komunikasi menurut ruang lingkup
1)
Komunikasi internal (berlangsung dalam suatu
organisasi)
2)
Komunikasi eksternal (berlangsung antara pihak yang
berada di dalam organisasi dengan pihak
luar)
h.
Jenis komunikasi menurut aliran informasi
1)
Komunikasi vertical kebawah (top-down)
2) Komunikasi
vertical keatas (botton-up)
3) Komunikasi
horizontal
4) Komunikasi
diagonal
5)
Komunikasi satu arah dan dua arah
i.
Jenis komunikasi menurut jaringan
1) Komunikasi
menurut jaringan kerja rantai
2) Komunikasi
menurut jaringan kerja lingkaran
3)
Komunikasi menurut jaringan kerja bintang atau roda
j.
Jenis komunikasi menurut total hubungan
1)
Komunikasi menurut hubungan tunggal langsung
(antara seorang dengan seorang bawahannya)
2)
Komunikasi menurut hubungan kelompok langsung.
3)
Komunikasi menurut hubungan silang
6.
Asas-Asas Komunikasi
Agar
komunikasi dapat berlangsung secara mudah, cepat, dan tepat maka di dalam
berkomunikasi harus memperhatikan asas-asas atau prinsip-prinsip sebagai
berikut.
a.
Kemudahan dalam pengiriman informasi
Komunikasi harus dapat dilakukan dengan mudah, dan
kemudahan dalam pengiriman berita atau informasi sangat ditentukan dan
dipengaruhi oleh situasi, jarak, waktu dan kepentingan komunikasi.
Berita atau pesan yang dianggap penting tentu saja harus
segera dikirim atau disampaikan agar secepatnya mendapatkan tanggapan dari
komunikan. Informasi yang demikian akan lebih cepat sampai jika dilakukan melalui telepon, dan apa bila
berita tersebut dianggap tidak begitu penting atau tidak memerlukan tanggapan
secepatnya dari komunikan maka dapat dilakukan dengan menggunakan media
tertulis, misalnya melalui surat.
b.
Informasi mudah dimengerti
Informasi
harus mudah dan cepat dimengerti oleh pihak komunikan. Prinsip ini sangat penting agar tanggapan
atau respon komunikan dapat segera diketahui oleh komunikator. Oleh karena itu
informasi harus dikemas sedemikian rupa dengan menggunakan bahasa atau
kata-kata yang mudah dimengerti atau dipahami oleh komunikan.
c.
Kesamaan pengertian
Informasi atau berita yang dikirim atau diterima harus
memiliki kesamaan makna dan pengertian bagi pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi. Asas ini menghendaki agar informasi atau berita yang dikirim tidak
menimbulkan salah pengertian atau salah penafsiran bagi para penerima
berita.Interpretasi yang berbeda-beda akan terjadi jika informasi itu dikirim
kepada lebih dari satu penerima berita yang tingkat pengetahuan dan
pengalamannya berbeda-beda. Dalam hal ini perlu adanya konsistensi dan
ketegasan isi berita atau informasi.
d.
Penggunaan alat komunikasi yang sederhana
Di dalam komunikasi diperlukan penggunaan sarana atu media
komunikasi yang sederhana. Suatu informasi atau berita yang tidak begitu
penting mungkin cukup dikirim melalui surat, akan tetapi bila berita itu sangat
penting dan perlu segera diketahui oleh komunikan akan lebih efektif jika
dikirim melalui telepon, telex, faksimili.
e.
Bermanfaat dan menguntungkan
Dalam komunikasi harus diperhatikan hal-hal yang bersifat
menguntungkan, baik dalam hal isi, alat, dan cara penyampaian informasi.
Prinsip atau asas ini merupakan rangkuman dari prinsip pertama, kedua, ketiga
dan keempat yang pada dasarnya menghendaki efisiensi dan efektivitas dalam
berkomunikasi. Isi berita atau informasi hendaknya dipilih berita-berita yang
bersifat umum, aktual, dan penting. Informasi atau berita harus obyektif serta
up-to date (tidak basi). Sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi
hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan.
7.
Faktor-Faktor Komunikasi
Secara
umum terdapat tujuh factor komunikasi, yang dikenal dengan sebutan “the seven e’s communication”, yaitu:
a.
Credibility (kepercayaan)
Proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor
kepercayaan. Dalam hal ini komunikasi terjadi karena antara komunikator dengan
komunikan saling mempercayai dan saling memerlukan. Apabila tidak ada
kepercayaan maka proses komunikasi tidak akan dapat berlangsung.
b.
Context (perhubungan)
Proses komunikasi dipengaruhi oleh faktor perhubungan. Apabila
tidak terjadi kontak atau hubungan maka komunikasi tidak akan terjadi.
Keberhasilan komunikasi berhubungan erat dengan kondisi dan situasi lingkungan
ketika komunikasi berlangsung.
c.
Content (kepuasan)
Komunikasi harus menimbulkan rasa puas dari kedua belah
pihak, dan kepuasan tersebut akan tercapai apa bila berita atau pesan yang
dikirim oleh komunikator dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan.
d. Clarity (kejelasan)
Faktor kejelasan sangat penting dalam proses komunikasi.
Ketidak jelasan suatu informasi atau pesan dapat mengakibatkan interpretasi
yang diberikan komunikan akan berbeda dengan yang dikehendaki oleh komunikator.
Kejelasan tersebut meliputi kejelasan isi berita, kejelasan tujuan yang hendak
dicapai, dan kejelasan kata-kata yang digunakan dalam berkomunikasi.
e. Continuity & consistency
(kesinambungan dan konsisten)
Komunikasi dapat berlangsung jika terdapat kesinambungan
dan konsistensi atau keajegan hubungan dari kedua belah pihak. Komunikasi harus
dilakukan secara terus menerus dan konsisten, selain itu informasi yang
disampaikan jangan saling bertentangan.
f. Capability
of audience (kemampuan komunikan)
Kemampuan komunikan sangat menentukan dalam proses
komunikasi. Dalam hal ini pengiriman berita atau pesan perlu disesuaikan dengan
tingkat pengetahuan dan pengalaman pihak penerima berita. Oleh karena itu
komunikator harus menghindari penggunaan istilah-istilah yang tidak lazim dan
sukar dipahami oleh komunikan.
g.
Channel of distribution (saluran pengiriman berita)
Saluran atau sarana yang dipergunakan dalam pengiriman
berita merupakan faktor yang penting dalam proses komunikasi. Agar komunikasi
dapat berlangsung dengan baik perlu dipakai media komunikasi yang biasa
dipergunakan oleh masyarakat umum. Media komunikasi tersebut antara lain media
cetak (surat, Koran, majalah, bulletin dan buku), media elektronik seperti
radio, televisi, telepon dan internet.
8.
Teknik Berbicara
Komunikasii verbal pada dasarnya diisi oleh aktivitas berbicara
dan mendengarkan. Dalam pembicaraan yang didengarkan adalah bunyi suara yang
berupa kata-kata dan kalimat. Kata-kata atau kalimat itu harus mengandung makna
atau arti agar isi/materi pembicaraan dapat dimengerti oleh lawan bicara.
Teknik berbicara menyangkut cara dan kemampuan seseorang dalam
mengutarakan pendapat, pikiran, dan perasaannya melalui kata-kata yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah kebahasaan, sehingga hal-hal yang diucapkan dapat
dimengerti oleh lawan bicara. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan dalam teknik berbicara yang baik/efektif.
a. Prinsip motivasi
Setiap pembicaraan sudah barang tentu mempunyai motif yang
berbeda-beda, tergantung pada masalah yang dibicarakan, siapa yang bertindak
sebagai pembicara, serta waktu, tempat dan alasannya. Suatu hal yang tidak
dapat disangkal bahwa setiap pembicaraan mempunyai tujuan untuk mendapatkan
pengertian dari pihak yang mendengarkan. Agar cara berbicara kita efektif dan
dimengerti oleh orang lain, maka dalam berbicara harus memperhatikan:
·
Dorongan kebutuhan
·
Menghargai pendengar
·
Memanfaatkan dorongan rasa ingintahu
b. Penyajian isi pembicaraan
Penyajian isi pembicaraan dapat dibedakan menjadi tiga
bagian, yaitu: pendahuluan, isi atau materi, dan penutup. Untuk
lebih jelasnya ketiga bagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Pendahuluan
Bagian yang dianggap penting dalam pembicaraan adalah
permulaan pembicaraan yang menarik perhatian para pendengar. Dalam hal ini
sebaiknya dipilih kata-kata yang enak, sehingga hal-hal yang menjadi inti
pembicaraan benar-benardapat diserap oleh para pendengar. Pergunakanlah
kata-kata atau kalimat yang tidak bertele-tele tetapi yang singkat dan berisi
atau padat, sehingga menarik minat dan perhatian.
Dalam pembicaraan pendahuluan harus memperhatikan
prinsip-prinsip berikut ini:
·
Kata-kata pendahuluan harus dapat memikat
pendengar
·
Digunakan kata-kata yang bersifat memotivasi
·
Kata-kata pembukaan menyajikan topik yang
dibahas
·
Penekanan pembicaraan pada hal-hal yang penting
dan aktual
Isi atau materi
Agar penyajian isi pembicaraan berlangsung secara efektif
ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
·
Harus terdapat kejelasan materi yang dibicarakan
·
Harus terdapat konsistensi materi yang
dibicarakan
·
Penyajian isi pembicaraan harus memadai dalam
arti cukup untuk memberikan pengertian kepada para pendengar
·
Penggunaan waktu atau timing yang tepat artinya
pembicaraan tidak bertele-tele atau terlalu meluas, sehingga akan membuat kabur
isi pembicaraan.
Penutup
Seperti halnya pada bagian pembukaan, maka pada bagian
penutup harus dipilih kata-kata yang menarik karena bagian pembukaan dan
penutup mencerminkan kualitas pembicaraan.
Pada bagian ini sebaiknya diutarakan pula ucapan terima
kasih kepada audiens atas perhatian dan kepedulian serta partisipasinya.
c. Teknik penyampaian
dan gaya bicara
Teknik penyampaian pembicaraan dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu teknik memulai pembicaraan dan teknik pola penyajian
pembicaraan. Untuk lebih jelasnya kedua hal tersebut dapat diuraikan
seperti berikut ini.
Teknik memulai pembicaraan
Kata-kata pembukaan
harus dapat menarik perhatian pendengar. Dalam hal ini ada beberapa teknik yang
dapat dipergunakan untuk memulai pembicaraan, yaitu:
·
Memulai
dengan menggunakan anekdot
·
Memulai
dengan mengajukan pertanyaan
·
Memulai
dengan mengemukakan hal-hal yang lucu
·
Memulai
dengan menyatakan keistimewaan suatu tempat atau kejadian.
Teknik pola penyajian pembicaraan
Dengan teknik pola penyajian berarti pembicaraan dimulai
dengan isi materi pembicaraan. Terdapat beberapa macam pola yang dapat dipakai
dalam menyajikan materi pembicaraan, yaitu:
- Pola waktu (time order) dan pola tempat (space order), maksudnya penyajian materi pembicaraan disesuaikan kondisi waktu dan tempat.
- Pola pemecahan masalah, artinya penyajian materi pembicaraan dilakukan dengan berbagai cara tergantung tujuan yang ingin dicapai, seperti melalui symposium, seminar, rapat kerja, dan konggres.
- Pola topik order, artinya materi pembicaraan dibagi dalam topik-topik yang dibahas atau dibicarakan secara mendetail. Masing-masing topik dibicarakan oleh kelompok lain dan selanjutnya dibuat suatu rangkuman.
- Pola aspek, artinya penyajian materi pembicaraan ditinjau dari berbagai aspek atau segi, seperti segi tempat, kejelasan, konsekuensi, waktu, dan kecukupa
Gaya bicara
Gaya bicara adalah cara berbicara yang dapat
menimbulkan daya tarik bagi para pendengar. Berikut ini disajikan bermacam-macam
gaya bicara yang dapat dilakukan oleh pembicara, yaitu:
- Gaya berbicara dengan gaya bahasa, adalah cara berbicara dengan menggunakan pilihan kata, ungkapan atau hubungan suara.
- Gaya berbicara dengan mimik, adalah cara berbicara dengan menggunakan gerak air muka atau wajah si pembicara.
- Gaya berbicara dengan pantomimic, adalah cara berbicara dengan menggunakan gerak anggota badan, seperti dengan menggeleng-gelengkan kepala atau menganggukkan kepala.
- Gaya berbicara dengan gerak campuran, adalah cara berbicara dengan menggunakan mimik dan pantomimic.
9. Teknik Mendengarkan Yang Baik
Menurut sejumlah penelitian, 75 % dari seluruh waktu hidup
manusia digunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses dalam mengirim dan menerima informasi. Apabila komunikasi yang kita
lakukan berjalan baik dan lancar, maka orang lain mengerti apa yang kita
inginkan. Dalam praktiknya untuk melakukan komunikasi yang baik sering kali
mengalami hambatan, salah satunya adalah ketika menjadi pendengar dalam proses
berkomunikasi
Untuk dapat mendengarkan dengan efektif sangat membutuhkan
konsentrasi, pengalaman, pengetahuan dan keterampilan.
Adapun manfaat menjadi pendengar yang
baik adalah:
·
Lawan bicara akan lebih mudah menyampaikan
informasi atau pesan-pesannya
·
Hubungan kerjasama kelompok atau tim akan menjadi lebih baik dan harmonis
·
Mendorong lawan bicara untuk tetap menjalin
hubungan atau komunikasi yang baik
· Informasi dalam bentuk instruksi, umpan balik
dan yang lainnya akan lebih jelas dapat diterima oleh lawan bicara.
Menjadi pendengar yang baik membutuhkan usaha dan latihan yang
teratur. Langlah pertama yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa
mendengarkan seseorang berbicara merupakan suatu kebutuhan yang sama pentingnya
dengan keterampilan berkomunikasi. Dalam hal ini terdapat beberapa prinsip
dasar yang dapat dijadikan pedoman pada saat kita mendengarkan seseorang yang
sedang berbicara.
Prinsip-prinsip untuk menjadi pendengar yang efektif adalah:
1.
Tidak melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara
pada saat yang bersamaan.
2.
Mencoba memahami pokok pikiran atau ide utama pembicara
3.
Hindari gangguan dari lingkungan sekitar
4.
Mencoba untuk mengendalikan emosi
5.
Membuat catatan yang singkat dan jelas
6.
Mencoba untuk bersikap empati (perhatian dan senyuman)
7.
Memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi non verbal
8.
Bertanya pada tempatnya
9.
Membuat kesimpulan tentang inti sari pembicaraan
10. Memberikan
umpan balik
10. Indikator Konflik dan Solusinya
Bahwa kehidupan manusia selalu diwarnai oleh berbagai masalah
dan persoalan yang datang silih berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi,
kemudian muncul lagi masalah baru. Namun semua masalah itu sifatnya hanyalah
sementara dan jika kita berupaya untuk mengatasinya secara rasional dan positif
pasti ditemukan jalan keluarnya.
Demikian pula ditempat kerja, ada saja yang membuat kita tidak
nyaman dalam bekerja. Teman sekerja itu bermacam-macam sifat kepribadiannya,
ada yang senang mengkritik, menyalahkan, atau merasa dan ingin menaang sendiri.
Hal-hal semacam inilah yang menyebabkan terjadinya konflik di tempat kerja, dan
jika terjadi konflik di tempat kerja maka jalannya organisasi atau perusahaan
akan terganggu. Oleh karena itu kita harus menghindari terjadinya konflik di
tempat kerja, bahkan indikasi konflik hendaknya diusahakan untuk diubah menjadi
kerja sama.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai indikator konflik dan
solusi untuk mengatasi konflik.
a. Indikator konflik dan solusinya
Konflik di tempat kerja sering kali tidak dapat dielakkan
atau dihindari. Ada banyak hal yang dapat menyulut terjadinya konflik, dan
untuk dapat mengatasi konflik kita perlu terlebih dahulu mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab konflik.
Adapun faktor-faktor penyebab konflik tersebut adalah:
·
Perbedaan kepribadian
·
Perbedaan cara pandang
·
Perbedaan tujuan dan kepentingan
·
Perbedaan pemahaman
b. Solusi mengatasi konflik
Sebenarnya banyak cara yang dapat dilkukan untuk mengatasi
konflik yang terjadi di tempat kerja. Berikut ini adalah cara-cara mengatasi
konflik di tempat kerja.
Hindari sumber konflik
Setelah kita berhasil mengidentifikasi indikator konflik
maka sedapat mungkin kita harus menjauhkan atau menghindari sumber konflik.
Netralisasi sikap
Bahwa sikap memihak pada salah seorang atau golongan yang
sedang berselisih (mengalami konflik) akan mempertajam perselisihan atau
konflik tersebut. Maka sikap yang paling tepat adalah netral atau tidak memihak
dan bahkan diusahakan untuk menjadi mediator di dalam mengatasi konflik
tersebut.
Ubah sikap kita
Kemungkinan terjadinya konflik dapat disebabkan oleh sikap
salah seorang anggota kelompok atau organisasi yang dirasa tidak tepat oleh
anggota/kelompok lain. Jika hal ini terjadi maka kita harus cepat dan tanggap
untuk mengubah sikap kita.
Blending atau
mengurangi perbedaan yang ada
Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah karena adanya
perbedaan pandangan atau kepentingan diantara anggota organisasi atau perusahaan.
Oleh karena itu kita harus berupaya untuk mengurangi adanya perbedaan-perbedaan
tersebut, dan bahkan sedapat mungkin mengubah perbedaan tersebut menjadi
sinergi yang akan mendorong tercapainya tujuan organisasi.
Understanding (memecahkan
masalah bersama-sama)
Suatu masalah akan dapat diatasi dengan baik, jika semua
elemen atau pihak yang berada dalam organisasi tersebut dilibatkan dan
berpartisipasi untuk mengatasi permasalahan atau konflik yang terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar