daftar pengunjung

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 26 Oktober 2010

Pertahankan Identitas Asli Pulau Bali

Selasa, 26 Oktober 2010 | 16:03 WIB
Kompas/Benny Dwi Koestanto
Pura Besakih
TERKAIT:

* Spiritual Bali dalam "Eat, Pray, Love"

TABANAN, KOMPAS.com - Pulau Dewata terancam kehancuran akibat dampak globalisasi dan modernisasi. Nilai-nilai spiritualitas dan adat budaya masyarakat Bali diyakini dapat menjaga pulau ini dari kehancuran.
Kita harus tetap memelihara, mempertahankan identitas keaslian atau keautentikan Pulau Dewata.
-- I Gusti Agung Prana

"Globalisasi sektor pariwisata berimplikasi terhadap berbagai sendi kehidupan masyarakat Bali. Mampu memberikan berkah, namun juga bisa membawa bencana," kata penekun spiritual I Gusti Agung Prana di Tabanan, Senin (25/10/2010).

Menurut Prana untuk bisa mendapatkah berkah dari globalisasi termasuk dalam sektor pariwisata, perlu upaya bersama guna mengembalikan jati diri Bali. "Kita harus tetap memelihara, mempertahankan identitas keaslian atau keautentikan Pulau Dewata," ucapnya.

Sementara itu, hal senada diungkapkan pula oleh tokoh spiritual dunia asal Australia, Maha Dewi Isira. Ia mengaku telah bertemu dengan berbagai tokoh agama, para mantan bupati, dan mantan Gubernur Bali Dewa Beratha untuk menyampaikan kekhawatirannya. Isira khawatir dampak dari globalisasi yang kini melanda Bali.

Arus globalisasi dan kekuatan pasar ekonomi negara-negara barat membawa banyak masyarakat dunia tertarik datang ke Bali. Tak terelakkan, gaya hidup yang dibawa mereka pun ikut meresap dalam kehidupan masyarakat Bali. Hal itu sangat mempengaruhi keseimbangan spiritual maupun kebudayaan dan alam Bali.

Isira memandang bahwa malapetaka yang dihadapi manusia adalah karena terputusnya hubungan manusia dengan aspek spiritualitas. Karena itu, Isira bertekad untuk mempertahankan dan mengembalikan kekuatan spiritual agar keseimbangan hubungan spiritual dapat terjaga.

Senin, 25 Oktober 2010

Danau Toba, Salah Satu Keajaiban Dunia

Pesta Danau Toba 2010
Danau Toba, Salah Satu Keajaiban Dunia
Laporan wartawan KOMPAS Tjahja Gunawan Diredja
Minggu, 24 Oktober 2010 | 20:43 WIB
Tjahja Gunawan Diredja/KOMPAS
Pesta Danau Toba Ditutup
TERKAIT:

* Pesta Danau Toba Hidupkan Budaya Batak
* Fasilitas Toba Kurang
* Pesta Danau Toba Mulai
* Atraksi Budaya dalam Pesta Danau Toba
* Hidupkan Lagi Festival Danau Toba!

SIMALUNGUN, KOMPAS.com - Sebagai sebuah aset kekayaan Indonesia, Danau Toba sudah saatnya dikembangkan melalui berbagai upaya promosi untuk menarik minat investor dan turis.
Untuk mendukung Danau Toba, diperlukan pembangunan infrastruktur yang memadai seperti jalan raya, bandara, hotel, terminal sehingga memudahkan para wisatawan untuk menjangkaunya.
-- Irman Gusman

Demikian dikatakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, pada penutupan Pesta Danau Toba 2010 di Kecamatan Prapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (24/10).

Pada kesempatan itu juga hadir Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung dan Ketua Panitia Pesta Danau Toba 2010 Parlindungan Purba.

Irman mengatakan, Danau Toba merupakan salah satu tempat keajaiban dunia yang memiliki nilai sejarah yang tinggi dan potensi pariwisata yang besar. "Untuk mendukungnya, diperlukan pembangunan infrastruktur yang memadai seperti jalan raya, bandara, hotel, terminal sehingga memudahkan para wisatawan untuk menjangkaunya," ujar Irman.

Memang dalam beberapa tahun terakhir ini dunia pariwisata di Indonesia sempat mengalami kelesuan akibat transisi politik tahun 1998, terorisme, ledakan bom, dan bencana alam. Namun, ujar Irman, pelan-pelan jumlah pengunjung wisatawan terutama turis asing mulai mengalami peningkatan.

"Oleh karena itu, Danau Toba sudah saatnya lebih dikembangkan lagi menjadi salah satu keunggulan tempat pariwisata di Indonesia, disamping Bali dan Yogyakarta" ujar Irman.

Chairul Tanjung mengatakan, Danau Toba harus berbenah diri. "Kita harus memperbaiki tempat-tempat wisata di sekitar danau toba," katanya.

Chairul berjanji, KEN akan memberi rekomendasi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar tempat-tempat wisata termsuk Danau Toba bisa menjadi perhatian pemerintah pusat dan pemda.

Parlindungan Purba mengajak masyarakat untuk mencintai, menjaga dan mengembangkan Danau Toba. Tahun ini merupakan tahun kebangkitan Danau Toba. Danau Toba berada di wilayah tujuh kabupaten di Provinsi Sumut.

Film 'Eat, Pray, Love' Untungkan Bali

Wisata
Film 'Eat, Pray, Love' Untungkan Bali
Jumat, 22 Oktober 2010 | 20:46 WIB
KOMPAS/YURNALDI
Perempuan Bali dengan kostum adat Bali, siap menyambut wisatawan.
TERKAIT:

* "Eat, Pray, Love" Tayang Perdana di Denpasar
* Setelah Bali, Kini Raja Ampat
* Spiritual Bali dalam "Eat, Pray, Love"
* Jero Wacik Tak Sabar Lihat Aksi Julia Roberts
* "Eat, Pray, Love" Harus Puas di Posisi Kedua

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus rabies di Bali yang semakin mengganas dan sudah lebih dari 110 orang meninggal dalam dua tahun terakhir agak tertutupi akhir-akhir ini oleh dampak positif pemutaran film Eat, Pray, Love yang membuat para penonton di Amerika, Eropa, dan Jepang terkesima. Film yang dibintangi Julia Roberts dengan penggambaran Bali yang sangat indah itu mendorong wisatawan berkunjung ke Bali.
Dampak rabies itu akan menjadi nyata apabila Pemerintah Provinsi Bali tidak merespons dengan baik.
-- Asnawi Bahar

Wakil Ketua Umum ASITA Pusat Asnawi Bahar mengatakan hal itu dalam menjawab Kompas soal rabies di Bali yang terus memakan korban jiwa. Jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terus naik. Hal tersebut merupakan dampak positif dari film Eat, Pray, Love sehingga dampak rabies menjadi tak kelihatan. "Namun, dampak rabies itu akan menjadi nyata apabila Pemerintah Provinsi Bali tidak merespons dengan baik," kata Asnawi Bahar, Jumat (22/10/2010) di sela-sela Rapimnas ASITA di Pontianak, Kalimantan Barat.

Asnawi Bahar menjelaskan, menurut laporan ASITA Bali, Pemprov Bali sudah melakukan banyak upaya pencegahan dan itu akan dicermati oleh pemerintah asing dan wisatawan secara positif. Secara umum, kasus rabies di Bali tidak memengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali.

Akan tetapi, bila tidak segera dibenahi, maka diakui hal tersebut akan berdampak negatif untuk jangka panjang. Karena jumlah korban rabies yang melebihi 110 orang terjadi dalam rentang waktu dua tahun belakangan dan tidak terjadi secara bersamaan, pemberitaannya kurang begitu mempengaruhi wisatawan.

"Saya minta informasi ke Dinas Kesehatan Bali. Kondisinya dikatakan tidaklah dalam tahap membahayakan, apalagi terus dilakukan upaya antisipasi, pencegahan," tandasnya.

Wakil Ketua Umum ASITA Pusat itu berharap agar rabies tidak berdampak pada kunjungan wisatawan ke Bali. Ia juga berharap agar anjing-anjing yang berkeliaran dan tanpa pemilik yang jelas di kawasan wisata dieliminasi (dimusnahkan). Sementara itu, anjing-anjing piaraan diberi vaksin.

Sebagai informasi, kasus rabies sangat sensitif bagi wisatawan asing. Namun, Bali diuntungkan karena kasusnya bukan kategori kejadian luar biasa (KLB). Belakangan, Bali juga diuntungkan karena dampak postif film Eat, Pray, Love.

Status Merapi Jadi Awas Kawasan Wisata Kaliurang Ditutup

Status Merapi Jadi Awas
Kawasan Wisata Kaliurang Ditutup
Senin, 25 Oktober 2010 | 10:47 WIB
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Puncak Gunung Merapi.
TERKAIT:

* Wapres, Menkokesra, Mensos ke Merapi
* Pemkab Magelang Ungsikan Warga
* Warga Sleman Langsung Koordinasi
* Esok, Wapres Tinjau Gunung Merapi
* Sekitar 40.000 Orang Harus Dievakuasi

SLEMAN, KOMPAS.com — Akses menuju ke kawasan wisata Kaliurang dan daerah-daerah rawan bahaya utama di kaki selatan Gunung Merapi ditutup sejak Senin (25/10/2010) pukul 10.00 WIB. Penutupan terutama dilakukan di pertigaan Km 20 dan perempatan Dusun Boyong, Sleman, dari arah bawah ke Kaliurang.

Upaya ini dilakukan menyusul peningkatan status Merapi dari waspada ke awas pada pukul 06.00. Sejak dini hari hingga pagi tadi sekitar pukul 08.00, cuaca di kawasan puncak cerah, dan puncak gunung terlihat sangat jelas.

Kedua titik lokasi penutupan itu dijaga warga, petugas Polsek Pakem, dan aparat pemerintahan setempat. Penutupan dilakukan terbatas untuk warga dari luar, pengunjung tempat wisata. Kendaraan roda empat, kecuali berizin khusus, dilarang masuk.

Suasana di Kaliurang relatif sepi karena semua losmen, hotel, dan tempat penginapan kosong. Warga setempat berjaga-jaga di lorong-lorong kampung dan bersiap mengungsi jika sudah ada perintah. Siang ini kaum lansia dan bayi balita akan diungsikan lebih dulu ke tempat aman.

Bupati Sleman Sri Purnomo siang ini akan melakukan peninjauan maraton ke barak-barak pengungsian di Pakem, Turi, dan seputar wilayah Cangkringan. Sementara itu, dari Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, puncak Merapi sekitar pukul 10.30 ini tak terlihat karena tertutup kabut tebal. (Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo)

Rabu, 20 Oktober 2010

tsunami matahari

Dunia
Video Tsunami Matahari
Penampakan aurora adalah petanda, Matahari telah bangkit dari tidur panjang.
Rabu, 4 Agustus 2010, 15:28 WIB
Elin Yunita Kristanti
Penampakan Matahari Minggu 1 Agustus 2010 (AP Photo| NASA)
BERITA TERKAIT

* Efek Badai Matahari Bagi Bumi
* Benarkah Terjadi 'Tsunami Matahari' Hari Ini
* 'Tsunami Matahari' Mengarah ke Bumi Hari Ini
* Kehidupan Mars, Cari Buktinya di Nili Fossae
* Bumi Dibombardir Sinar Kosmik Bintang Mati

VIVAnews -- Selasa dan Rabu ini para pengamat langit di garis lintang tinggi bisa menyaksikan pemandangan spektakuler, cahaya utara, aurora borealis.

Itu adalah sebuah tanda bahwa Matahari telah bangkit dari tidur panjangnya.

Ledakan di permukaan Sang Surya, 'tsunami Matahari', Minggu 1 Agustus lalu menyemburkan berton-ton plasma ke angkasa. Atom-atom ini mengarah ke Bumi dan berpotensi menciptakan pertunjukan cahaya yang mencengangkan.

"Ledakan ini mengarah ke Bumi dan diperkirakan sampai pada 4 Agustus 2010," kata Leon Golub dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, seperti dimuat laman Space.

"Ini ledakan pertama yang mengarah ke Bumi dalam beberapa tahun," tambah dia. Lihat videonya di sini.

Ledakan besar di permukaan matahari atau coronal mass ejection diamati oleh pesawat milik Badan Antariksa AS, NASA, Solar Dynamics Observatory (SDO), yang diluncurkan Februari lalu.

Satelit ini memfoto dengan jelas gambar Matahari secara periodik dan mengungkap misteri aktivitas Matahari yang suatu saat bisa membawa dampak negatif bagi Bumi.

Pemandangan aurora selalu dikaitkan dengan lokasi tertentu, Alaska dan Canada. Namun, kali ini, para pengamat langit di AS bagian utara akan bisa melihat cahaya hijau dengan bentuk korden pada Selasa dan Rabu malam.

Foto aurora
• VIVAnews
Rating

*
*
*
*
*
*

KOMET HARTLEY 2

Malam Ini, Komet Hartley 2 "Ngapel" Bumi
Rabu, 20 Oktober 2010 | 09:54 WIB

Simulasi posisi Komet Hartley di dekat bintang Capella di arah timur laut, Rabu (20/10/2010) malam dengan software Stellarium. Semakin malam posisinya akan bergerak naik diagonal ke arah utara.

JAKARTA, KOMPAS.com — Bumi bakal kedatangan tamu istimewa malam ini. Sebuah komet yang kini tengah dalam perjalanan mendekati pusat tata surya akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi, pada Rabu (20/10/2010) tengah malam hingga Kamis dini hari nanti. Bila beruntung, Anda mungkin bisa melihatnya dengan mata telanjang.

Tetapi, jangan berharap banyak. Meski dekat, komet tersebut hanya akan tampak sebagai titik cahaya saja di antara kerlap-kerlip bintang di langit. Sebab, komet yang berdiameter antara 1,2 hingga 1,6 kilometer itu berada pada jarak terdekat sekitar 0,12 unit astronomi atau 18 juta kilometer.

Komet akan berada pada jarak paling dekat dengan Bumi pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 dan bakal terlihat dengan tingkat kecerlangan 5,55 magnitud. Tentu jauh dengan kecerlangan Planet Jupiter di dekat bulan yang mencapai -2,69 magnitud (makin kecil magnitud makin terang). Ekor komet mungkin tidak akan tampak dari Bumi karena posisi pengamat bakal membelakangi Matahari.

Namun, penampakannya dapat diamati sejak malam bahkan beberapa hari ke depan meskipun dengan cahaya lebih redup sebelum akhirnya tak lagi terlihat. Ia akan terus bergerak melalui orbitnya mendekati Matahari dan akan berada di jarak terdekat pada 28 Oktober mendatang.

Seperti komet lainnya, komet Hartley 2 juga mengorbit dalam jangka waktu 6,46 tahun. Komet yang diperkirakan berdiameter 1,2 hingga 1,6 kilometer ini ditemukan oleh Marcom Hartley pada tahun 1986 di Unit Teleskop Schmidt, Siding Spring, Australia.

Untuk mengamati komet ini dengan mata telanjang diperlukan kejelian. Jika kondisi langit sangat gelap, orang bisa dengan mudah mengamati komet tersebut. Posisinya akan berada di arah timur laut dekat bintang Capella. Untuk membantu pengamatan lebih jelas, teleskop binokuler akan sangat membantu.

Melihat komet dengan cahaya yang cukup terang tergolong langka, mungkin 3-5 tahun sekali. Jadi, jangan sampai lewatkan kesempatan saat komet "ngapel" ke Bumi.

PREDIKSI KIAMAT

Prediksi Kiamat Mungkin Tak Akurat
Selasa, 19 Oktober 2010 | 21:33 WIB
Kalender Maya

JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut studi yang dilakukan oleh peneliti dari UC Santa Barbara, prediksi kiamat pada 21 Desember 2012 berdasarkan kalender Suku Maya tidak akurat. Kejadian menyeramkan seperti dalam film 2012 tidak bakal terjadi.

Kalender mesoamerika, yang digunakan Suku Maya, tidak pernah terang-terangan menyebutkan kalau dunia akan berakhir pada suatu tanggal. Lalu kenapa bisa muncul teori konspirasi tentang kiamat?

Suku Maya, yang hidup pada 250-900 Masehi, punya beberapa kalender. Salah satu kalender mereka terlalu singkat karena tidak bisa mencatat kejadian yang terjadi dalam jarak 52 tahun, baik di masa lampau maupun masa depan. Waktu 52 tahun itu didasarkan pada siklus sebuah generasi. Suku Maya berusaha membuat kalendar untuk menggantikan kalendar yang disebut dengan "Calendar Round".

Mereka membuat kalender bernama "Long Count" yang perhitungannya berakhir setelah 5.126 tahun. Suku Maya memulai perhitungan Long Count pada tahun 3114 Sebelum Masehi. Nah, menurut perhitungan, kalender itu akan habis masanya pada tahun 2012 Masehi. Setelah perhitungan lebih lanjut, siklus pertama kalender itu akan berakhir pada tanggal 21 Desember.

Menerjemahkan kalender kuno ke kalender modern (Gregorian) merupakan masalah. Para ilmuwan harus mencari beberapa kejadian yang sama dan menempatkan semua kejadian pada kedua kalender. Dengan demikian, kedua kalender dapat dibandingkan.

Pencarian kejadian ini ternyata jadi masalah juga. Suku Maya merupakan ahli astronomi. Mereka mencatat fase bulan, merekam gerhana, bahkan melacak gerakan Venus. Para pemerhati Suku Maya menggunakan faktor penghubung yang disebut dengan GMT, yang merupakan singkatan dari para peneliti yang membuat faktor tersebut-Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez, dan J. Eric S. Thompson. GMT menggunakan bukti astronomi, arkeologi, dan sejarah untuk menghubungkan Long Count dengan Gregorian.

Menurut Gerardo Aldana dari UC Santa Barbara mengatakan, "Akurasi bukti astronomi yang tercatat pada peninggalan Suku Maya dan teks kolonial masih tidak meyakinkan. Misidentifikasi kejadian astronomi sangat mungkin terjadi."

Aldana memberi contoh pemberian tanggal perang oleh pemimpin Dos Pilas, sebuah situs Suku Maya yang sekarang Guatemala. Sang pemimpin menentukan tanggal berdasarkan kemunculan Chak Ek'. Johan Normark, peneliti dari Department of Archaeology and Classical Studies, Stockholm University, menyebutkan kalau Chak Ek' dipercaya sebagai Venus. Dalam penelitian Aldana, Cak Ek' direferensikan sebagai meteor.

Perbedaan pada suatu kejadian membuat ada ketidaksesuaian pada penghubungan dua kalender. Kaitkan hal ini dengan hari kiamat-21 Desember 2012 bisa jadi bukan hari kiamat.(National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

Selasa, 19 Oktober 2010

Candi Prambanan kehancuran yang hidup kembali setelah gempa yogya

Prambanan: The Exotic Hindu Temple

5.00/5 (1 votes)
You have to login first to rate this destination

Description

As the largest Hindu temple in Southeast Asia, the beautiful and graceful temple of Prambanan is a magnificent spectacle and an icon of Indonesia’s cultural heritage.

Located not far from the Buddhist Borobudur temple, the proximity of the two temples tells us that on Java, Buddhism and Hinduism lived peacefully next to one another.

Prambanan is known locally as Roro Jonggrang, coming from the legend of the ‘slender virgin’. According to the legend once upon a time, there was a young and powerful man named Bandung Bondowoso.  He wanted to marry a beautiful princess named Roro Jonggrang. Her father, the king, agreed and forced her to marry Bandung Bondowoso. Butm Sita did not love him yet could not refuse him.

After careful consideration, she thought of a way to refuse Bondowoso, whose magical power was well-known.  She decided she would agree but only if Bondowoso built 1,000 temples in one night before the break of dawn.

She insisted that the work must be completed before the rooster crowed, something she believed was impossible. But with the help of genies and his own magical powers, Bondowoso managed to complete 999 temples. Panicked, Jonggrang told the women of her village to start pounding rice so that the rooster would wake up and begin to crow.  When Bondowoso heard this he was deeply disappointed and wildly enraged. When he found out that Roro Jonggrang had made the roosters crow, he turned her into stone, The statue of a slender virgin graces the main Prambanan temple, while a group of temples nearby is called the Candi Sewu or the Thousand Temples.

The  temples at Prambanan were built in the 9th century. The biggest temple is dedicated to Shiva – the destroyer, and the two smaller ones which sit on its right and left are dedicated to Brahma -¬ the creator and Wisnhu – the sustainer.  The tallest temple of Prambanan is a staggering 47 meters high. Its peak visible from far away and rises high above the ruins of the other temples.

After hundreds of years of neglect, the Prambanan temple was rediscovered by CA Lons, a Dutchman, in 1733. Since then, this temple has been revitalized and today is widely regarded as the most beautiful and graceful Hindu temple in Indonesia.

The grandeur, complexity, and integrated architectural concept of Prambanan makes this a truly amazing structure. As a unique cultural and architectural marvel, Prambanan was declared a World Heritage site in 1991 by UNESCO.
Location: Java » DI Yogyakarta

Raja Ampat memang penuh pesona

Raja Ampat: Ultimate Underwater Expedition


The roaring engines fixed to a large wooden boat are finally quiet. Nothing can be heard but the rifting little waves, lapping against the vibrant paint on the sides of the vessel that gracefully slows down. Native birds hop on the tip of a small tree in one of the deserted islands in the distance.

Raja Ampat or ‘Four Kings’, is the name given to these islands and comes from a local myth. The four major islands found here are Waigeo, Misool (which is home to ancient rock paintings), Salawati, and Batanta.

Underwater enthusiasts flock to this region because it offers the world’s best marine sights. Two days earlier, some of these travelers had been at a deafening corner of a tourist trap in Bali. Once they took their flight to the bird head of the island of Papua everything changed as they embarked on a diving tour of a lifetime. In the Raja Ampat islands, divers can explore vertical underwater walls. The thrill of drift diving is another great challenge. These are the awesome experiences you will find in Raja Ampat.

Meanwhile, on this tour several divers were well equipped and looked advanced. The territory within the islands of the Four Kings is enormous, covering 9.8 million acres of land and sea, home to 540 types of corals, more than 1,000 types of coral fish and 700 types of mollusks. This makes it the most diverse living library for world’s coral reef and underwater biota. According to a report developed by The Nature Conservancy and Conservation International, around 75% of the world’s species live here. When divers first arrive here their excitement is palpable. It’s common to hear people praise God as they take in the remarkable scenery. Others prefer to remain in silence taking in the overwhelming sight of so many islands with crystal clear water that softly brushes over the white sandy beaches.

“Disini bagus!”, says the friendly local guide who had been appointed by the tour operator who runs an eco-lodge in Raja Ampat, indicating that they have arrived at one of the most fantastic diving sites. On other days, this guide is just a simple fisherman. The local fishermen here are accustomed to foreigners and are friendly, especially when offered pinang  (betel nuts) or some sweet candies. These are very popular and offering these sweets is considered polite and a good way to win an instant smile. The fishermen usually eat this snack during Para-para Pinang, or social chatting and exchanging funny stories while chewing Pinang. In many respects, like nature, culture, and history, these fishermen are closer to the Moluccas.

"No doubt about it, Raja Ampat is definitely the richest place for fish that I have ever been." -
-Dr G.R. Allen

"I was like a five-year-old, seeing a reef for the very first time. I was awestruck, held by the incredible power of this richest reef. We must, with all available resources, preserve the beauty of Raja Ampat. This may be the last frontier." --Michael Aw

"I love the people, I love the diving, it's super! I've never been for a second time to the same dive destination but now I'm thinking about going back for the third time! Should I say more?" --Peter van Dalen

(These testimonials are taken from www.iriandiving.com)

While the landscape may look like a dream, this is not an illusion. As you embark on your dive, the phrase  ‘Attention to detail’ takes on new meaning as pigmy seahorses swim around your fingers. Manta Rays and wobbegongs will glide right by you. Tuna fish, giant trevallies, snappers, and even barracudas are there to complete your underwater ‘meeting list’. Not to mention the friendly assistant of the dugong, and a busy colleague, the turtle.  Natural and untouched beauty is the main attraction here. With no unnecessary adages, the sky, the lush islands, the sea, and everything above and under it is genuinely saying ‘Welcome to Raja Ampat Islands; your personal Disneyland of diving sites’.

More facts about the Raja Ampat Conservation Area:*

This area is home to 1,511 species of reef fish in the Bird’s Head Seascape;
1,320 species of reef fish in Raja Ampat;
75% of all known coral species in the world;
10 times the number of hard coral species found in the entire Caribbean;
In the Birds Head Seascape there 600 species of hard coral recorded;
5 species of endangered sea turtles;
57 species of Mantis Shrimp;
13 species of Marine Mammals;
And 27 species of endemic reef fish found only in that area

*according to a tour operator




Location: Papua » West Papua
HOME | SITE MAP | PRIVACY POLICY | TERMS AND CONDITION | RELATED LINK

7 Lubang Neraka di Bumi

1. Kimberley Big Hole
Lubang ini adalah yang terbesar pernah digali manusia di atas bumi ini, tambang ini mempunyai kedalaman 1.097 meter dan telah menghasilkan lebih dari 3 ton berlian sebelum ditutup pada tahun 1914. Jumlah tanah yang terbuang oleh penambangan diperkirakan sekitar 22.5 juta ton.



2. Glory Hole
Glory hole berguna ketika bendungan dalam kondisi kelebihan air yang harus dilimpaskan dari waduk.




3. Bingham Canyon Mine
Lubang ini dibuat manusia untuk pertambangan. Pengerukan dimulai pada tahun 1863 dan masih terus berlangsung sampai dengan hari ini. Pada saat ini ukuran lubang adalah dengan kedalaman 0,75 mil dan lebar 2,5 mil.




4. Mirny Diamond Mine
Banyak orang telah melihat lubang satu ini. Mereka berpendapat bahwa penambangan intan ini hasil perbuatan manusia terburuk yang pernah ada di dunia. Pada 525 meter kedalaman dan diameter atas 1200 meter, bahkan telah ditetapkan larangan terbang di atas zona lubang karena beberapa helikopter pernah jatuh kedalam lubang tersebut.



5. Diavik Mine
Tambang luar biasa ini dapat ditemukan 300 km Yellowknife di timur laut Kanada.



6. Sinkhole in Guatemala
Sinkhole disebabkan ketika air, biasanya air hujan atau air selokan, di pompa dari bumi pada skala besar, sehingga menyebabkan perubahan tekanan dari bawah, ketidakstabilan alam dan menyebabkan permukaan tanah “collaps” atau runtuh ke dalam bumi.



7. Great Blue Hole
Fenomena geografis yang luar biasa ini dikenal sebagai “blue hole” terletak 60 mil di bagian daratan Belize. Terdapat banyak “blue hole” di seluruh dunia, tetapi tidak seperti yang menakjubkan ini. Pada permukaan diameter lubang adalah 0,25 mil, dengan kedalaman mencapai 145 meter. Dengan jelas bisa diamati dengan menyelam.

Sultra Jual Potensi Wisata di Bali

Sultra Jual Potensi Wisata di Bali
Selasa, 19 Oktober 2010 | 15:44 WIB
KOMPAS/ARBAIN RAMBEY
TERKAIT:
KENDARI, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara akan menjual potensi pariwisata yang tersebar di 12 kabupaten dan kota melalui pameran pariwisata di Denpasar, Bali, 28 Oktober 2010. "Dalam pameran itu, setiap kabupaten dan kota membawa potensi wisata masing-masing yang dikemas dalam bentuk leaflet, brosur dan kepingan CD," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan  Sultra, H Satar di Kendari, Selasa (19/10/2010).
Pagelaran seni tari dari masing-masing kabupaten kota, kita tampilkan setiap malam, selama tiga hari.
-- H Satar
Selain memamerkan potensi wisata alam, dalam pameran tiga hari itu, Pemprov Sultra juga menampilkan berbagai seni tari dan budaya khas daerah masing-masing kabupaten dan kota. "Pagelaran seni tari dari masing-masing kabupaten kota, kita tampilkan setiap malam, selama tiga hari," katanya.
Menurut Satar, rombongan Pemprov Sultra ke Denpasar, Bali tersebut dipimpin Wakil Gubernur Sultra, HM Saleh Lasata. "Semua persiapan ke Bali sudah final, termasuk tiket pesawat sudah di-booking, berangkat tanggal 27 Oktober dari Kendari," katanya.
Tari Lumense dari Kabupaten Bombana, Tari Mondo Tambe dari Kabupaten Konawe, Tari Balumpa dari Wakatobi dan Tari Linda dari Kabupaten Muna disebut Kepala Dinas Pariwisata, Satar sebagai seni tari yang akan dipertontonkan dalam setiap malam pagelaran seni tari di Bali tersebut. "Para penari yang akan memainkan berbagai jenis taria-tarian itu, sudah kami siapkan," katanya.

Pariwisata Indonesia Jauh Ketinggalan

Pariwisata Indonesia Jauh Ketinggalan
Selasa, 19 Oktober 2010 | 21:09 WIB
KOMPAS/YURNALDI
Penari Bali dengan latar media promosi Vote Komodo sebagai salah satu Keajiban Dunia di Melbourne, Australia.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sampai saat ini belum melakukan ekspose (evaluasi) sejauh mana pencapaian kinerja setahun belakangan. Akan tetapi, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, hampir setiap kesempatan mengemukakan keberhasilan dan kemajuan pariwisata Indonesia. Mulai dari kepercayaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat kembali Jero Wacik sebagai Menteri Kebudayaaan dan Pariwisata, tercapainya terget kunjungan wisatawan mancanegara, sampai tumbuhnya hotel-hotel baru di sejumlah daerah.
Kalau dikatakan Pemerintah gagal, berarti menteri gagal, direktur jenderalnya juga gagal. Saya tegaskan, Pemerintah tidak gagal.
-- Jero Wacik
"Kalau dikatakan Pemerintah gagal, berarti menteri gagal, direktur jenderalnya juga gagal. Saya tegaskan, Pemerintah tidak gagal," kata Jero Wacik, pada peluncuran Visit Banda Aceh Year 2011, Selasa (19/10/2010) di Jakarta.
Sebelumnya, saat menerima finalis Puteri Pariwisata Indonesia 2010, Menbudpar itu mengatakan, "Di bidang pariwisata, saya optimistis target 7 juta kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia tercapai. Karena hampir setiap bulan, dibanding bulan yang sama tahun lalu, terjadi peningkatan jumlah kunjungan lebih kurang 7 persen".
Jero Wacik mungkin benar, dengan indikator yang dikemukakannya. Namun, kalangan pakar dan akademisi, serta pelaku wisata menilai pariwisata Indonesia belum ada apa-apanya. Dibandingkan dengan kemajuan industri pariwisata negara tetangga, Indonesia jauh ketinggalan.
Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada yang juga pakar pariwisata, Prof Dr Wiendu Nuryantie, ada tiga parameter penting untuk mengukur kinerja pariwisata, yaitu jumlah kunjungan wisman dan wisnus, lama tinggal, dan jumlah pembelanjaan wisatawan. "Jika dua dari tiga parameter itu menunjukkan kenaikan, itu keberhasilan dari upaya marketing. Namun, rendahnya pembelanjaan wisman, menandakan rendahnya kualitas destinasi," tandasnya.
Wakil Ketua Umum Asita Pusat, Asnawi Bahar meragukan keberhasilan dari pencapaian target kunjungan wisman tahun 2009 yang 6,4 juta wisman. "Angka sebanyak itu dari mana? Coba hitung seat pesawat terbang dari dan ke luar negeri, tak sampai sebanyak itu satu tahun. Lalu, data di imigrasi kan tidak pernah ada mana yang betul-betul turis mancanegara, pekerja, dan mana yang tidak. Mungkin saja orang Indonesia pulang wisata dari luar negeri dikatakan sebagai turis mancanegara masuk ke Indonesia," katanya.
Lektor Kepala dalam Bidang Ekoturisme di IPB, Dr Ir Ricky Avenzora MSc, mengatakan statistik turis sebesar 6 jutaan orang tersebut tidak bisa diterima, sejalan dengan buruknya dinamika administrasi pemerintahan dan karena adanya dinamika penipuan tujuan perjalanan mereka ke Indonesia.
"Sangat banyak pekerja gelap asing di Indonesia yang masuk ke Indonesia dengan visa turis (yang secara sembrono memang telah dimudahkan oleh peraturan Indonesia). Buruknya sistem administrasi menjadikan statistik turis amburadul, sulit kita percaya," ujarnya.
Jika mau jujur, atas adanya dinamika penipuan tujuan kedatangan dan dinamika double counting dalam pengadministrasian angka statistik, maka angka tersebut kiranya patut dikoreksi sebesar 20 persen.
Tentang target 7 juta kedatangan wisman tahun 2010, menurut Ricky, karena adanya kekerdilan mental birokrat yang takut kehilangan jabatan, jumlah target tak mampu dilipatgandakan.
Wiendu mengungkapkan, Malaysia tahun 2009 bisa mendatangkan wisatawan mancanegara 22 juta, Singapura 10,5 juta, dan Thailand 14 juta. Sementara Indonesia cuma 6,4 juta (dan data itu masih diragukan).
"Kita selalu mengatakan Indonesia sangat kaya dengan potensi pariwisata, tapi dibanding kunjungan wisman di negara tetangga (pesaing), potensi Indonesia itu belum ada apa-apanya. Kita belum mampu mengolah potensi itu menjadi sebuah destinasi. Artinya, keterpaduan akses, atraksi, sarana-prasarana, fasilitas pendukung, akomodasi, sumberdaya manusia dan citra atau image, belum optimal," papar Wiendu Nuryantie, ketua panitia World Conference on Culture, Education and Science (Wisdom) 2010, yang akan berlangsung di Yogyakarta, 8-11 November mendatang.
Menurut Asnawi Bahar, destinasi kita terkendala infrastruktur. Untuk mencapai suatu tujuan wisata, akses ke sana lebih dari tiga jam. Di luar negeri, idealnya jarak tempuh 2 jam. Kemudian promosi, masih jauh dari harapan. Promosi yang dilakukan Indonesia tidak berkelanjutan dan tidak jangka panjang.
"Malaysia mampu gaet banyak wisman dari Timur Tengah. Di Mekkah banyak baliho besar promosi pariwisata Indonesia, sedang Indonesia tidak berpromosi di Timur Tengah. Padahal, sebagai negara Islam terbesar, Indonesia bisa menarik lebih banyak wisman dari Timur Tengah. Kita kalah dengan Malaysia dalam hal promosi," paparnya.
Ricky Avenzora menegaskan, dalam perspektif politik wisata, maka harus dikatakan bahwa tourism political bargaining Indonesia terus merosot tajam dan hampir mencapai titik nadir terendahnya. Berbagai kelemahan yang dimiliki pengambil keputusan dan kebijakan kepariwisataan Indonesia dalam masa reformasi, telah menghasilkan program-program dan tindakan kepariwisataan yang sangat artifisial dan sangat berbahaya dalam banyak bidang.
"Dalam lingkup internasional, meskipun belum resmi, agregasio dari kuota length of stay pariwisata Indonesia di pasar pariwisata internasional cenderung menurun dari 21 hari menjadi 14 hari. Sedangkan pada lingkup nasional, maka sangat jelas bahwa politikus dan pengambil kebijakan untuk pariwisata Indonesia, sama sekali tidak menyadari adanya ancaman politik pariwisata yang terstruktur dan sistematis dari berbagai negara tetangga," paparnya.
Sebagai contoh rendahnya political bargaining, coba amati berbagai inflight film yang disediakan PT Garuda Indonesia di pesawat GA yang terbang ke luar negeri. Carilah film yang ada tentang Indonesia dalam daftar inflight film mereka. "Coba tanyakan pada pihak Garuda tentang siapa dan di mana keputusan untuk memilih dan membeli inflight film tersebut dilakukan. Inflight film Garuda ditentukan di Malaysia," katanya.
Destinasi Baru
Asnawi Bahar yang juga Ketua Asita Sumatera Barat menjelaskan, pariwisata Indonesia kurang berkembang karena pemerintah kurang mengoptimalkan dan mengembangkan destinasi baru. Pemerintah selalu memberikan fokus ke Bali. Sehingga yang terjadi belakangan ini adalah penumpukan di Bali. "Hotel dekati titik jenuh. Bandara walau dikembangkan, tidak menjawab persoalan. Sementara destinasi lain kurang mendapat perhatian," katanya.
Wiendu menjelaskan, kunjungan wisman di Malaysia, Singapura, dan Thailand, bahkan Filipina meningkat pesat karena mereka menciptakan destinasi-destinasi baru, seperti Universal Studio di Singapura, yang menambah kunjungan 2,5 juta wisman dan 1 juta di antaranya orang Indonesia. Malaysia punya The Eye of Malaysia.
"Tanpa produk baru, kita akan mengalami product fatique, keletihan produk, jadi susah mendongkrak wisman. Jadi selain promosi terus digenjot, yang lebih penting adalah pembangunan kualitas destinasi," katanya.
Ricky melukiskan, yang terjadi saat ini bukan pembangunan destinasi, tapi merusak potensi destinasi yang ada karena salah sentuh dalam perencanaan. "Contoh, coba amati gerbang kota yang membatasi Bandara Soekarno-Hatta dengan Kota Jakarta. Apakah masyarakat Betawi tidak mempunyai identitas sehingga gerbang kota tersebut harus dibuat dengan mengambil identitas masyarakat Bali? Apakah Jakarta, sebagai ibukota Negara tidak mempunyai identitas sendiri? Atas hal itu, maka menjadi tidak salah jika banyak orang luar yang lebih mengenal Bali daripada Indonesia," katanya.
Menbudpar Jero Wacik, dalam Peluncuran Visit Banda Aceh Year 2011, menjawab kenapa Bali yang selalu dapat prioritas. "Bali terkenal di dunia bukan karena Manteri Kebudayaan dan Pariwisatanya orang Bali. Akan tetapi, karena Bali itu sendiri. Saya jarang mempromosikan Bali, Bali mempromosikan dirinya sendiri," tegasnya.
Menurut wisman, lanjut Wacik, Bali menjadi destinasi unggul, karena lima kriteria, yaitu kekuatan alam, budaya, manusia yang welcome, makanan, dan value. "Jika ingin suatu daerah memiliki destinasi unggul, penuhi kelima kriteria itu," tambahnya.
Wacik berlomba-lomba ajak gubernur dan bupati/wali kota menciptakan destinasi unggulan di daerahnya masing-masing.
Akan tetapi, tanpa adanya fokus program dan terintegrasikan program pendukung dari kementerian lain, maka pembangunan destinasi baru yang diharapkan, menurut Wakil Ketua Umum Asita Pusat Asnawi Bahar, tak akan mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.
Atase Pariwisata
Lima tahun belakangan ini sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak Duta Besar RI yang menjadikan jumlah wisatawan ke Indonesia sebagai indikator keberhasilan tugas diplomatiknya di luar negeri.
Menurut Ricky Avenzora, di satu sisi hal tersebut adalah memang bisa menjadi indikator tentang pentingnya pariwisata bagi Indonesia, tapi di sisi lain hal tersebut menjadi kecenderungan yang sangat berbahaya bagi politik luar negeri Indonesia yaitu karena tupoksi diplomatik dubes tentunya bukan hanya peningkatan wisatawan.
"Hingga saat ini pun belum satu pun Kedutaan Besar Indonesia di luar negeri yang dilengkapi dengan struktur Atase Pariwisata, sehingga tugas tersebut diemban oleh atase lain dan cenderung menjadikan mereka over duties dan tidak fokus pada tupoksi utama mereka," katanya.
Asnawi Bahar juga mengungkapkan hal senada, perlunya di setiap negara yang jadi sasaran pariwisata Indonesia, di Kedutaan Besar atau di Konsulat Jenderal RI ada atase pariwisata, yang khusus mengurus promosi dan sebagainya tentang pariwisata Indonesia. "Di banyak Kedutaan Besar dan KJRI, selain atase pariwisata belum punya, bahan promosi pariwisata pun tak ada. Kalau pun ada hanya Bali," katanya.

Tujuan wisata kota magelang kyai langgeng park

Taman Kyai Langgeng Magelang
Indotoplist.com : Taman Kyai Langgeng dengan luas seluruhnya meliputi 28 hektar, letaknya sekitar 1 kilometer dari pusat kota ke arah selatan. Taman wisata ini memiliki ratusan koleksi tanaman langka yang bisa dimanfaatkan sebagai obyek penelitian. Obyek wisata ini terletak sekitar 19 Kilometer dari Candi Borobudur, 35 kilometer dari Kopeng atau 50 Kilometer dari Candi Pramabanan dan 42 kilometer dari Monumen Jogja Kembali.
Taman Kyai Langgeng Magelang
Kyai Langgeng adalah sebuah nama yang diambil dari nama salah seorang pejuang dibawah pimpinan Pangeran Diponegoro, satu diantara pahlawan-pahlawan Indonesia yang berjuang dengan gagah berani merebut kemerdekaan melawan penjajah Belanda selama perang Diponegoro (1825 - 1830). Dasar dijadikannya sebuah Taman dengan menggunakan nama Kyai Langgeng karena almarhumah, dimakamkan di kawasan ini. Makam tersebut masih ada dan terawat hingga sekarang ini.

Taman Kyai Langgeng terletak di jalan Cempaka, hanya 1 Km dari pusat kota Magelang. Berwisata ke taman ini merupakan suatu keasyikan tersendiri. Selain taman yang ditata secara rapi, ternyata banyak sekali tawaran kenikmatan dengan keunikan-keunikan yang dimiliki dan fasilitas-fasilitas lain tersedia di dalamnya. Suatu pesona panorama alam menakjubkan yang dapat mengisi "kekosongan jiwa" para pengunjungnya secara sempurna.

Ketika kehidupan kota yang sarat dengan segala problematika kesemrawutannya membiasakan kebosanan dan kejenuhan, orang membutuhkan suasana baru yang dapat memberi kenyamanan dan ketentraman. Kita tahu bahwa saat sekarang kehidupan di perkotaan terbebani dengan aneka pencemaran (polusi) sebagai dampak pembangunan yang terus berkembang.

Kemajuan teknologi di satu sisi memang mengangkat derajat ekonomi masyarakat, namun disisi lain teknologi memunculkan zat-zat beracun berbahaya yang selalu mengancam keselamatan manusia. Limbah-limbah industri yang dibuang melalui cerobong pabrik mengeluarkan gas-gas seperti belerang/sulfur (S) dan timah hitam (Pb). Kendaraan bermotor membuang gas karbondioksida (CO2) dan methan (CH4), sisa-sisa obat-obatan pemberantas hama tanaman seperti DDT, dan sebagainya. Semua gas pencemar ini berakibat terganggunya kesehatan. 
Taman Kyai Langgeng Magelang
aat ini persoalan lingkungan yang sangat dikhawatirkan oleh semua bangsa/negara di dunia adalah semakin memanasnya suhu bumi (pemanasan global) akibat emisi gas karbondioksida (CO2) yang tidak terkendali. Belum lagi orang harus memikirkan berbagai persoalan sosial dan ekonomi yang dihadapinya.Untuk mengurangi beban, ketegangan bahkan stress sekalipun yang dibiaskan kehidupan kota dengan akibat modernisasinya seperti itu, keberadaan sebuah taman dapat memberikan jawabannya.

Namun beberapa faktor penunjang yang menjadikan daya tarik harus disediakan, wisatawan biasanya ingin melihat sesuatu yang berbeda, sesuatu yang baru, sesuatu yang spektakuler, mereka ingin berwisata dengan nyaman dengan sedikit usaha dan mereka ingin menggabungkan petualangan mereka dengan kegiatan waktu senggang seperti berenang, berolah raga perahu/becak air, menyaksikan hiburan musik khas, dan sebagainya.   Potensi wisata yang dimiliki Taman Kyai Langgeng dapat diandalkan.

Taman ini mengoleksi berbagai aneka flora dan fauna tropis yang langka. Ada cempaka ganda (Mycelia Campaca), dewa daru (Eugenia Sp), apel bludru (Diospiros rabbola), Nagasari (Mesua Ferrea), Matoa (Pometia Pinata ireigfost), ruser (Arthocarpus Sp), lobi-lobi (Flacouritia inermis Roxb), Keben (Baringtonia Asiatica) Kemiri (Aleurites Moluceana), Kenari (Canarium Commune) dan masih banyak lagi.

Suasana alami sungguh terasa di taman ini, seolah pengunjung terbawa "kembali ke alam" (back to nature). Di dalam taman nan hijau ini terdapat satwa-satwa antara lain ular pitron yang berasal dari kedung ombo, burung mambrukm elang (falconidae) bajing, monyet, rusa, ayam hutan dan beberapa satwa lain. Ada yang lebih unik dan aneh yakni dua ikan lele yang sudah cukup tua usianya. Ikan lele jantan berusia sekitar 24 tahun lebih dan lele betina berusia kira-kira 54 tahu.
Taman Kyai Langgeng Magelang
Fasilitas-fasiltias penunjang yang dimiliki Taman Kyai Langgeng adalah sebuah kolam renang yang dipisah menjadi dua dengan pembatas terapung. Masing-masing untuk anak-anak dengan kedalaman 1 meter dan untuk orang dewasa sedalam 2 meter. Kolam renang ini dilengkapi dengan menara peluncur bergelombang dan tentunya tempat bilas serta ganti.

Di samping itu, pesona lain yang tesedia adalah koleksi patung-patung dinosaurus, gelanggang pemancingan, taman lalu-lintas, rumah aquarium, rumah kaca, panggung terbuka, arena untuk bermain go-cart, sungai untuk nerkano dan arung jeram, toko-toko cinderamata, pasar buah-buahan tropis, lapangan tennis di dalam ruangan dan hotel.

Taman Kyai Langgeng dengan fasilitas-fasilitas yang telah dimiliki tersebut, membanggakan kenyamanan udaranya yang cerah dengan matahari yang selalu bersinar, pandangan alam yang indah dan memukau, keramah tamahan yang wajar danpenuh k ehirmatan. Ini semua menjadikan taman tersebut sebuah surga, paduan antara anugerah alam dan buatan manusia.

Apabila, pengunjung tertarik dalam hal sejarah, alam, olah raga atau sekedar bersantaim, Taman Kyai Langgeng menyediakan untuk semua orang.

6 Festival Khas di Indonesia

Indonesia sering disebut sebagai raksasa tidur Asia Tenggara, dan julukan itu memang tepat. Dengan lebih dari 18 ribu pulau, gugusan pulau ini memiliki keragaman luar biasa akan apa yang bisa Anda lihat atau lakukan saat berlibur ke sana.

Modernisasi membawa berbagai macam pembangunan (sebagian mengatakan pembangunan yang berlebihan) ke Jakarta, sementara pariwisata Bali kembali hidup setelah sempat hancur ketika ledakan bom 2002 lalu. Ada juga pegunungan seperti Bromo dan Borobudur yang mistis bagi pencari berbagai jenis atraksi, selain juga 6.000 pulau berpenghuni.

Tidak mengherankan bila Indonesia menawarkan berbagai macam festival yang sangat khas menonjolkan budaya mereka, mencerminkan keragaman etnis dan tradisi dari berbagai bagian nusantara. Anda akan menemukan keragaman itu dalam enam festival khas Indonesia ini, mulai dari perayaan seni, batik, tarian dan upacara. Jika mungkin, Anda bisa menyaksikan salah satu festival ketika berkunjung ke Indonesia!



Festival Krakatau

Festival Krakatau adalah festival tahunan yang diselenggarakan di Lampung, diadakan untuk merayakan pulau vulkanik bernama sama, Krakatau. Gunung Krakatau meletus pada 1927, letusan itu kemudian menghasilkan pulau-pulau kecil baru, yang diberi nama Anak Krakatau.

Selama festival, pengunjung dapat menikmati berbagai macam pertunjukkan seperti Karnaval Tuping (Karnaval Topeng Lampung), atraksi gajah serta berbagai macam tarian dari Lampund dan kota sekitarnya. Akhir dari rangkaian acara ini adalah kunjungan ke pulau vulkanik itu, masih aktif tetapi sedang tidur lelap. Untuk sementara!



Festival Kesenian Bali

Salah satu perayaan seni budaya tahunan terbesar di Indonesia, Festival Seni Bali selalu penuh sesak. Selama sebulan penuh, berbagai pertunjukan seni, pameran, dan aktivitas budaya lainnya akan berlangsung di seluruh Bali, menawarkan tarian, musik dan keindahan budaya mereka.

Perayaan terkenal itu menampilkan pertunjukan seperti tarian tradisional yang sudah hampir terlupakan, jejak dari daerah terpencil di Bali, makanan, kerajinan tangan, serta kreasi baru dari sekolah-sekolah tari di Denpasar dan koreografi kontemporer dari seniman nasional dan internasional.



Karnaval Batik Solo

Sejak zaman dahulu, tradisi batik selalu memiliki akar yang sangat kuat di Solo. Kotadi  Jawa Tengah itu bahkan telah menjadikan batik sebagai ikon dan identitas, sebuah gambaran tepat dari kota yang terkenal karena keindahan kerajaannya dan kehalusan
perilaku. Karnaval Batik Solo diadakan untuk memperkuat tradisi itu, dan untuk mempromosikan batik pada skala nasional dan internasional.

Acara ini adalah kombinasi upacara, pagelaran busana dan karnaval, semuanya menggunakan batik sebagai tema. Akan ada juga bazar yang menawarkan berbagai macam batik dan suvenir unik Solo.



Festival Musik Etnik Internasional Solo

Salah satu festival terbaru dari Solo adalah Solo International Ethnic Music (SIEM) Festival, yang berfokus pada pertunjukan dan perayaan musik etnis. Ajang ini adalah suatu platform unik bagi kolaborasi antara musik modern dan etnis, seniman lokal dan
internasional.

Daftar panjang para penampil termasuk seniman Minangkabau, Riau, Yogyakarta, Surabaya, Papua, Kalimantan, dan bahkan seniman asing dari Jepang, Australia, India, Selandia Baru dan banyak lainnya.

Gerebeg Mulud

Dalam bahasa Jawa, gerebeg berarti kerumunan orang dan mulud adalah salah satu nama bulan di kalender Jawa. Perayaan itu, juga dikenal dengan nama Sekaten, untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Prosesi itu berlangsung seharian dan 'menampilkan' dua pertunjukan gamelan yang diarak menuju Mesjid Agung.

Pada malam hari akan ada pasar di sebelah utara kota untuk menambah kemeriahan kota, tempat yang tepat untuk mencoba berbagai makanan Jawa dan Yogyakarta serta untuk berburu suvenir.



Festival Lembah Baliem

Festival khas Papua ini berakar kepada kepercayaan suku-suku lokal bahwa perang bukan hanya konflik keuasaan dan kepentingan, tetapi juga simbol kesuburan dan kemakmuran. Sejak 20 tahun lalu, pemerintah daerah telah menekankan pentingnya perdamaian antara suku-suku yang berperang untuk mencegah balas dendam berkepanjangan dan hilangnya nyawa. Jadi, Festival Lembah Baliem adalah suatu acara yang diadakan untuk menggantikan perang antar suku itu.

Seperti yang bisa Anda tebak, acara utama adalah perang-perangan antar suku. Bayangkan lebih dari 20 suku berbeda dengan masing-masing 30 hingga 50 orang mengenakan pakaian tradisional, membawa tombak, busur, panah dan parang! Ada juga pertunjukan dan sejumlah atraksi lain, seperti permainan tradisional setempat, tarian, serta masakan lokal.


Nikolas Tjhin adalah editor Unearthing Asia, zine perjalanan yang berfokus pada gaya hidup, budaya, dan atraksi seputar Asia. Cek edisi terbaru kami, pengunjung bisa mengunjungi situs daring bahkan mengunduhnya.